Kamis, 23 Februari 2012

I think... I'M IN LOVE...


If you got an eerie feeling after hanging up the phone
Sort of happy feeling but you’re not sure what it’s called

If you’re haunted by his face whenever you’re asleep at night
And think you hear his silly voice just calling out your name

Oh ,no! I think I’m in love with you..
Oh, no! I’m hoping you’ll want me too
So, please..don’t let me down!

Just can’t help but talk about him in every conversation
Till your friends are sick and tired of that same old crap

If you start wearing make up even when you go to bed
Crying like a baby when you hear a mellow song

Oh ,no! I think I’m in love with you..
Oh, no! I’m hoping you’ll want me too
So, please..don’t let me down!

Minggu, 12 Februari 2012

Teman Masa Kecil + Kakak Baruku

                Waktunya nulis lagi.. hee. Nggak tau kenapa yang bakal kutulis ini bener-bener Cuma curhatan kok. Umm, boleh donk ya berbagi unek-unek? Hee. Oke, langsung ya.. Tadi pagi pas lagi bersih-bersih kamar bapak ibu (tumben juga aku serajin itu, hee..), aku nemuin album foto jaman dulu. Foto-foto jaman-jaman aku masih kecil, bersama mereka keluarga yang kusayangi. Pas aku liat foto-foto di album bercover ijo lumut itu, aku senyum-senyum sendiri. Rasanya kangen sama aku yang dulu, masa-masa kecil bahagiaku bersama keluargaku.. ‘tak tergantikan.. tak terlupakan’. Nah, sampailah di satu foto. Foto yang bikin aku lupa-lupa ingat (ecieee.. kayak judul lagu ya.. hihii..). Foto yang berlatar di Sukabumi, yang diambil pas umurku sekitar 6tahun (kalau nggak salah, namanya juga lupa-lupa ingat, hee). Di foto itu ada aku yang masih unyu-unyu, pakai dress pendek selutut warna pink bermotif bunga kecil-kecil (sepertinya ini baju favoritku pas kecil deh, hee), rambutku sepundak dikucir tinggi ke samping pakai bando rajut warna pink kalem, saying banget di foto itu aku nggak pakai alas kaki, kakiku belepotan lumpur, hee, di sampingku ada anak laki-laki (bukan kakak-kakakku),  dia pake kaos gambar kartun, celana jeans pendek, di keningnya dikelilingi slayer diikat melingkar (gaya banget nih anak laki-laki satu ini.. hemm..), dia lagi senyum keliatan itu lesung pipinya (manis juga, hee). Perasaan aku kenal ini wajah, nggak asing banget. Tapi siapa ya??? Kuingat-ingat.. belum ingat juga.. kuingat-ingat lagi.. cara anak laki-laki di foto itu pas senyum, lesung pipinya, nggak asing banget lho. Kupengen banget tanya ke ibu, tapi rumah lagi sepi. Masa’ nunggu ibu pulang sih?? Nngak bisa nahan rasa penasaran nih. Akhirnya kuingat lagi, siapa siapa siapa. Lamaaaaa….. akhirnya ingat juga.. dia, anak laki-laki yang foto berdua bareng aku ini adalah mas Tegar. Yup, aku yakin banget. Aku malah ingat kalau dulu pernah diajak bapak ibu ke Sukabumi, main ke tempat eyang (bukan eyang kandung, bapak udah anggap beliau seperti ibu sendiri), ternyata beliau itu eyangnya mas Tegar. Jadi ingat juga ternyata dulu aku dan mas Tegar itu temen masa kecil, ingat dia suka main Sailor Moon-an terus dia yang jadi Taksedo Bertopengnya, makanya dia suka aneh, pakai slayer di kepala, pakai baju Sailor Moon lagi (padahal dia kan anak laki, hee). Semuanya, seperti diputar ulang, kejadian dulu-dulu, terekam jelas di otakku. Tapi, kenapa aku nggak mengenali mas Tegar yang beberapa bulan lalu ke rumahku, menjadi kakakku, dan.. kenapa wajahnya asing banget? Awal ketemu, bapak memperkenalkan dia sebagai anak temen bapak dar Bandung yang mau kuliah di sini. Awal pertemuan yang teramat kaku. Dulu dia menyebut namanya “ panggil kakak Kak Tegar aja ya, eh Mas Tegar aja”, dan aku menurut saja. Dan kenangan yang belum lama itu terputar ulang lagi………..
            Pagi itu, beberapa bulan yang lalu, ada tamu seorang cowok berpostur tubuh lumayan tinggi, berkulit putih, berambut hitam nggak rapi juga nggak berantakan, bawa tas ransel plus koper yang dating ke rumah. Bapak bilang dia anak temen bapak dari Bandung mau numpang sementara di rumah soalnya dia mau kuliah di solo dan belum dapat tempat tinggal. Dia bilang namanya Tegar. Hanya itu yang kutau, namanya hanya Tegar, dan menurutku.. nice name. Pasti banyak harapan ortunya dibalik nama itu. Ibu bilang anggap dia seperti kakak (enak banget, aku udah punya 2 kakak cowok, baik semua lagi, buat apa orang asing itu mesti jadi kakakku. Hemm..). Awalnya dia pendiam, nggak banyak ngomong. Tapi lama-lama, dia nggak kaku lagi ke semua, bapak ibu kakak-kakakku, juga tetangga-tetangga sekitar rumahku, tapi kalau sama aku, huh! Masih teramat kaku. Aku atau dia yang kaku? Padahal aku ini kan supel, pikirku. Waktu berjalan.. hari berganti hari, minggu berganti minggu. Dia benar-benar udah seperti anak buat bapak ibuku, seorang adik buat kakakku, tapi buatku? Entahlah, lama-lama aku melihat sisi baiknya (sebelumnya aku sebel banget, ini cowok ngrebut perhatian ortu juga kakakku, bahkan tetangga-tetanggaku). Dia bisa jadi temen pas rumah sepi nggak ada bapak ibu juga kakak. Dia ngajarin aku ngegame, nemenin maen monopoli, nganter jemput kuliah, bahkan beberapa kali dia yang ‘memahamiku’ ketika orang rumah ‘jauh’. Aku mulai menerima kehadirannya dalam hidupku, sebagai kakak tentunya. Hubungan kami cukup dekat, bahkan kalau biasanya aku cerita ini itu ke kakakku, saat itu aku malah cerita ini itu ke dia, kakak baruku (kakakku sempet cemburu, hee). Sampai suatu hari dia dapat rumah kontrakan dan harus pindah, rasanya aneh, jadi sepi lagi. Meski sesekali aku maen ke kontrakan dia sekalian nganter makanan, dan kontrakannya jadi rumah kesekianku (setelah kosan sahabatku, hee). Waktu bejalan dan terus berjalan. Dia kakak yang baik. Inget satu kejadian, pas aku lagi down dan pergi sejenak dari rumah, kebetulan hapeku sengaja kutinggal daripada bikin masalah baru, pikirku. Dia khawatir lho. Dia tanya ke pacarku juga beberapa sahabatku. Dia cari ke kampus, rumah sahabatku, dan beberapa tempat yang sering kukunjungi. Sampai akhirnya aku pulang dan dia pun ngomel-ngomel. Pertama kalinya aku melihat ‘kakak baruku’ itu seperti itu. Aku sebel banget, tapi seneng juga soalnya ada yang khawatirin aku, hee. Pokoknya dia kakak baru yang super baik deh. Terimakasih, mas Tegar.. :-)
            Dan foto itu, bikin aku kangen kakak baruku. Dia udah nggak bakal ada di sini lagi. He went back to Bandung and maybe.. he never come back. Kabarnya dia mau nikah. Alhamdulillah, ikut seneng, pasti perempuan calonnya kakak baruku itu geulis, beruntung dia. Semoga kakak baruku bahagia. Yah, meski sedih juga kehilangan kakak baru yang baik itu, soalnya nggak bakal ada lagi yang kuajakin maen monopoli, terus yang suka manggil ‘neng geulis’, semua laaah.. tapi nggak apa kok. Udah ketemu lagi sama temen masa kecil plus dapet kakak baru, udah cukup buatku. Cukup beruntung ya aku.. ALHAMDULILLAH.. terimakasih ya Robb.. semoga Engkau yang Maha Pengasih senantiasa mengasihi orang-orang yag kusayagi, yang membuat hidupku berwarna, termasuk kakak baruku, mas Tegar Tegar Pratama. Aamiin yarobbal’alamin.. :-)

Selasa, 07 Februari 2012

"VERY TOUCHING, VERY RECOMMENDED MOVIES"

A Long Visit (My Mom) - 2010

Genre: Drama, Family
Starring: Kim Hae-Suk, Park Jin-Hee
Director: Yu Seong-Yeop
Production: Dong-A Exports, Island Pictures
Language: Korean
Country: South Korea

Satu lagi film drama korea yang menyentuh hatiku ketika menontonnya. Film yang  bertemakan  tentang keluarga  ini berjudul A long Visit aka My Mom.. Korea merupakan negara yang sering membuat film-film  drama keluarga yang sangat mengharukan dan menyentuh menurutku, sebut saja a moment to remember (wah yang ini favoritku banget.. hehe), hello ghost, miracle of giving fool aka babo, harmony. Dan film a long visit ini merupakan salah satu film keluarga terbaik yg pernah kutonton.

Melodrama Korea Selatan ini memiliki banyak judul lain, sebut saja A Long Visit, A Long Trip,
Mom dan Mom I’m Sorry tapi saya memilih untuk menggunakan My Mom karena selain memang tajuk Internasionalnya, film ini juga terasa paling pas untuk mewakili apa yang akan terjadi dalam 107 menit film ini. Yah.. My Mom, tanpa perlu menjadi jenius, poster dan judulnya saja sudah mampu memberi gambaran tentang wajah sebenarnya film ini.

Ini adalah drama dengan banyak air mata didalamnya, tentu saja korea sangat mahir dalam membuat film sejenis ini, dalam kasus ini ada Ibu (Kim Hae-sook) yang tidak pernah berhenti mencintai dan begitu bangga dengan putrinya, Ji-suk (Park Jin-hee) My Mom memulai kisahnya dengan bergerak mundur, mengajak penontonnya melihat masa kecil Ji-suk yang kemudian dengan perlahan namun pasti ia mulai meluncur mulus ke depan, nyaris tanpa konflik berarti bersamaan dengan rentetan gambar gambar cantik yang menyertai tumbuh dan berkembangnya Ji-suk menjadi wanita dewasa nan ayu.

Senin, 06 Februari 2012

Kemarin, Hari Ini, dan Hari Esok


          Hai.. hari yang indah ya.. Alhamdulillah, hari-hari kemarin, hari ini, dan hari-hari esok yang entah itu indah maupun ‘mendung’ memang semestinya patut kita syukuri. Hari-hari kemarin yang indah akan selalu kita kenang, dan yang mendung tidak boleh kita sesali.
Aku pun begitu. Hari-hariku memang menyenangkan, dulu, bersama keluarga, sahabat, teman, dan mereka yang kusayang dan menyayangiku. Tapi hari-hariku kemarin juga tidak luput dari hal-hal buruk yang menjadikannya ‘mendung’. But, I moved on! I never gave up!
Dan itu membuatku bertahan sampai hari ini. Hari yang indah karena rasa syukur yang tak terhenti. Meski kemarin aku sempet pengen ‘pergi’ saja dari dunia yang -kata Patrick – memang tidak mudah dan bahkan kejam. Karena pikirku, mungkin dengan ‘pergi’ aku tidak perlu lagi bertahan dari ‘badai-badai’ ini. But, I was wrong. Ada pepatah bilang ‘Badai pasti berlalu’, eh bukan pepatah itu ya? Melainkan sebuah judul lagu yang kusuka. Kalau badai pasti berlalu, entah sebesar apapun badai itu pasti tetap bakal berlalu kan ya? Itu berarti tidak ada badai yang tidak berlalu. Yup! Kadang aku mengatakan ini pada diriku sendiri, kubisikan pada hati kecilku “Hai, masalah-masalahku. Sebesar apapun dirimu, ALLAHku lebih besar darimu karena ALLAHku lah yang Maha Besar. Aku percaya kau tak ada apa-apanya dibanding DIA yang akan menolongku untuk membuat kalian pergi jauh dari hidupku!!!’ dan… hatiku tenang kembali. Aku pasti bisa jadi perempuan yang tegar, seorang anak yang tegar, seorang sahabat dan teman yang tegar, seorang mahasiswi yang tegar, seorang NISA yang tegar. PASTI BISA!!! Meski kadang aku tak kuat juga dan akhirnya ambruk sakit dan menangis. Menangis itu bukan berarti kita lemah kan? Ada seseorang yang mengatakan, “ Nggak apa-apa kamu nangis, itu kan cara kamu ngeluapin emosi kamu.” Seseorang yang spesial dalam hidupku. Dia yang ‘memompa’ semangat hidupku. Dia yang menawariku untuk bergantung padanya. Seseorang yang baik yang selalu ingin membuat orang di sekitarnya merasa senang. Aku bahagia diberi kesempatan untuk bertemu, mengenal, dan menyayanginya. Terimakasih.. :-)
          Dan apa yang bakal terjadi di hari-hari esok? Tak ada yang tahu selain ALLAH swt yang Maha Mengetahui. Setiap orang pasti berharap yang terbaik untuk diri mereka, dan orang-orang yang berarti dalam hidup mereka. Begitu pula denganku. InsyaALLAH aku akan selalu menggantungkan harapanku. Harapan tentang indahnya hidupku esok bersama mereka yang kusayang dan menyayangiku. Harapan tentang sebuah akhir yang indah. Yah, a good girl always believes a happy ending.. :-)

CANTIK ITU ?


CANTIK.. sebuah kata yang tidak asing bagi kita, khususnya bagi kaum hawa. SIAPA YANG TIDAK MAU JADI CANTIK? Aku yakin setiap perempuam ingin menjadi cantik, untuk berbagai alasan. PEREMPUAN YANG DIKATEGORIKAN CANTIK ITU YANG BAGAIMANA? Nah, ini pertanyaan yang mudah ditanyakan tapi tidak mudah untuk mendapat jawabannya. Beberapa hari yang lalu aku melakukan sebuah ‘survey kecil’ tentang masalah ini, dan hasilnya? KECANTIKAN itu RELATIF. That’s all. Tiap orang memiliki cara tersendiri untuk menilai oranglain, baik itu dari yang dapat mereka lihat maupun yang sebenarnya mereka tidak dapat melihatnya tapi mereka dapat menilainya, entah melalui apa. Katakanlah si A menilai bahwa aku tidak cantik lebih buruk lagi dikatakan jelek, tapi lain lagi dengan si B, menurutnya aku ini cantik. Siapa yang salah dalam menilaiku? Tidak ada yang tahu karena memang benar bahwa kecantikan seseorang itu relatif. Pernahkah anda menyukai seseorang karena menurut anda dia yang andai sukai itu memang cantik? Tapi ternyata teman-teman anda mengatakan bahwa dia itu tidak cantik, biasa saja, tidak menarik, dan sebagainya? Pernahkah? Menurutku SEMUA PEREMPUAN ITU CANTIK karena ALLAH swt menciptakan semua kaum hawa tanpa cela dan sempurna. Percayalah, aku cantik, kamu cantik, dia cantik, KITA CANTIK, gals!
Sedikit cerita tentangku.. tentang aku -yg menurut ‘seseorang yang kucintai’ – tidak atau belum cantik. Aku menyukainya ketika aku melihatnya. Berarti aku mencintainya karena apa yang kulihat (fisiknya). Iya, katakanlah begitu. Dia berwajah manis berpostur tinggi sesuai apa yg kusuka. Itu awal aku melihatnya. Tapi lambat laun, dia tidak semanis seperti saat pertama kumelihatnya. Apakah lantas perasaan sukaku lenyap? TIDAK, bahkan semakin tumbuh dan mengakar kuat. Itu yang kurasakan. Lalu apakah masih benar pernyataan bahwa aku menyukai, menyayangi, dan mencintainya karena fisiknya? TERNYATA BUKAN ITU, melainkan hal lain yang jujur aku juga tidak tahu pasti. Yang pasti, entah dia bakal berubah seperti apa, sejelek apa, tetap tidak berpengaruh buatku. INSYAALLAH, karena hanya ALLAH swt yang Maha Tahu.
Sayangnya, apa yang kuyakini selama ini –bahwa aku merasa aku itu cantik- tidak seperti apa yang diyakininya. Menurutnya aku itu biasa saja dan tidak cantik atau katakanlah jelek. Entah dia melihatku dari apa. Dan mau tidak mau itu mengubah keyakinanku. I don’t think that I’m beautiful anymore. Tapi karena aku mencintainya, aku berusaha menjadi cantik seperti apa yang dia harapkan. Demi apa? Demi mendapat pujian “kamu cantik sekarang, aku bahagia”. Aku melakukan ini semua –percayalah ini tidak semudah membalikan telapak tangan- demi membuatnya BAHAGIA telah memilikiku. Agar aku tidak membuatnya malu ketika berhadapan dengan orangtua, adik-adik, dan teman-temannya. Aku tidak akan menceritakan usaha ap saja yang telah kulakukan, baik itu mudah maupun tidak. Tapi aku berusaha dan akan selalu berusaha sampai saatnya memang lebih baik aku menyerah meskipun aku tidak mau karena berarti aku akan membuatnya menyesal telah memilihku. Pernah kumengeluh pada-Nya yang Maha Memahami, aku lelah. Dan aku pinta kepada-Nya yang Maha Pemberi untuk menguatkanku agar aku bisa menjadi seperti harapannya, seseorang yang amat kucintai. Kupinta serta kepada-Nya agar suatu saat nanti dia melihatku ‘cantik’ bukan karena wajahku. Bukan berarti aku meragukan cintanya padaku, bukan itu! Dan doa ini tidak akan pernah terhenti.. bukan doa agar aku menjadi cantik, melainkan doa agar dia bahagia.

I think that’s all. Lain kesempatan, curhatan ini disambung lagi. Kita lihat bagaimana kisahku ini berlanjut dan bagaimana kisahku ini berakhir. Always wish a happy ending.. amiin..